SEMARANG kerap menyuguhkan eksotika tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tak hanya turis lokal saja, turis mancanegara pun tak mau ketinggalan untuk menjelajahi kota yang terkenal dengan lumpianya ini. Namun beberapa pelancong yang sedang singgah di Semarang kadang kala bingung untuk mencari souvenir khas Kota Semarang untuk dijadikan buah tangan. Hal itulah yang mencetuskan keenam anak muda ini untuk mencoba mem-brandingSemarang lewat ide-ide kreatif mereka dalam bentuk merchandise khas Semarang.
Ide dan praktik Ahmad Munandar (24) bersama dengan kelima temannya untuk memperkenalkan Kota Semarang lewat souvenir patut diacungi jempol. Saat di temui di lokasi usahanya, Nandar, sapaan akrab Ahmad Munandar, mengungkapkan cita-citanya untuk dapat membranding Kota Semarang. Menurutnya dibanding kota-kota lain seperti Jogja, Denpasar, dan lainnya, Semarang belum memiliki oleh-oleh souvenir khas semarangan yang begitu dikenal masyarakat luar.
“Kalau Jogja kan ada Dagadu, di Bali ada Joger, nah Semarang ini belum ada. Saya pun suka tanya kawan-kawan, susah juga memang untuk Semarang ini mau diapakan. Jadi kami ingin mencoba merintis usaha di wilayah ini,” papar pria kelahiran Pati ini.
Usaha yang dirintis bersama teman-temannya sejak 2009 silam memang membutuhkan ide-ide kreatif yang luar biasa. Pasalnya berbeda dengan Jogja dan Bali, Semarang memang tidak memiliki obyek wisata sebanyak kedua kota tersebut. Hal inilah yang menjadi satu tantangan tersendiri bagi mereka. Setelah melakukan beberapa observasi akhirnya Nandar bersama teman-temannya sepakat untuk mem-branding Semarang dari potensi tempat-tempat peninggalan sejarah seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Kota Lama, Masjid Agung Jawa Tengah, yang mereka tuangkan dalam bentuk souvenir. Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang berupa pin, gantungan kunci, mug, stiker, jam, kaos, dengan desain khas semarangan. Tak hanya itu, mereka juga menggali potensi kuliner, bahasa dan kearifan budaya lokal Semarang untuk dijadikan ide membuat tema souvenir. Agar lebih mudah untuk diingat mereka mematenkan nama LOETJU sebagai oleh-oleh souvenir khas Semarang.
“Tercetusnya nama LOETJU itu ketika para senior sedang berdiskusi tentang nama yang unik, yang kalau disebut bisa membuat orang tersenyum dan bahagia. Akhirnya kita putuskan dikasih nama lucu dengan ejaan jadul” tuturnya.
Terpantau di outlet LOETJU yang bertempat di Jalan Banjarsari, Gang Iwenisari, Tembalang, Semarang, juga terdapat souvenir yang khusus bertemakan kampus-kampus di Semarang yang menurutnya juga bagian dari ikon Semarang.
“Untuk tema kampus sekarang baru ada tema Undip, Unnes dan kampus secara umum” jelasnya.
Ia berharap Pemkot atau pihak terkait agar mendukung kreativitas para generasi muda seperti dirinya dalam usaha mengembangkan serta membranding Kota Semarang. (Marlia Erdiani)
Tambahkan Komentar